Naskah Khutbah Jumat: Bahaya! Beramal Tanpa Ilmu, Amal Tidak Diterima

Berkhutbah Memperingatkan Jama'ah Bahaya Amal Tanpa Ilmu

Naskah Khutbah Pertama

1. Mukadimah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا. يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا

أما بعد: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مَحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٍ

2. Banyak Beramal Tapi Sia-sia

Jama’ah kaum muslimin rahimakumullah...

Banyak di antara kita yang menyangka bahwa memperbanyak amal saja sudah cukup untuk bekal di akhirat kelak.

Maka pertanyaannya adalah: Benarkah demikian?? Benarkah memperbanyak amal itu cukup sebagai bekal kita di akhirat kelak??

Ternyata jawabannya: belum tentu!! Karena ada di antara manusia yang mereka beramal sangat banyak ketika di dunia, namun tidak ada satu pun amal mereka yang diterima oleh Allah. Allah subḥānahū wa ta‘ālā berfirman :

وَقَدِمۡنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُواْ مِنۡ عَمَلٖ فَجَعَلۡنَٰهُ هَبَآءٗ مَّنثُورًا ٢٣

Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.


[QS. Al-Furqon ayat 23]

Disebutkan di dalam ayat yang lain bahwa Allah subḥānahū wa ta‘ālā berfirman :

قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَٰلًا ١٠٣ ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ١٠٤

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah perlu kami beri tahukan orang-orang yang paling rugi perbuatannya kepadamu?” (Yaitu) orang-orang yang sia-sia usahanya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.


[QS. Al-Kahfi ayat 103-104]

3. Penyebab Amal Sia-sia

Jama’ah kaum muslimin rahimakumullah...

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, kita mengetahui ternyata ada sebagian manusia yang mereka bersusah payah dalam beramal namun tak ada satu pun amal mereka yang diterima.

Pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkan amal mereka tidak diterima oleh Allah? Jawabannya adalah karena mereka beramal tanpa bimbingan ilmu.

Memang benar mereka beramal! Tapi sayangnya, amal mereka tidak dibimbing dengan ilmu yang haqq dari Allah. Mereka mengira telah beramal sebaik-baiknya. Padahal, amal mereka adalah amalan yang sesat.

Sehingga apa akibatnya?? Akibatnya Allah tidak menerima amalannya. Ketika di akhirat ia menjadi orang yang merugi. Sudah capek-capek beramal, ternyata amalannya tidak diterima oleh Allah.

4. Iman dan Amal Harus Dilandasi Ilmu

Jama’ah kaum muslimin rahimakumullah...

Jika kita bertanya: bagaimana bisa amal seseorang tidak diterima hanya gara-gara beramal tanpa bimbingan ilmu? Bukankah syarat diterimanya amal itu adalah dilandasi dengan keimanan dan sesuai syariat Islam?

Maka saya katakan: Benar sekali!! Memang benar bahwa syarat diterima amal itu harus dilandasi keimanan (ikhlas) dan sesuai dengan syariat Islam (ittiba’). Akan tetapi ketahuilah, bahwa iman itu dikatakan sah jika dibangun di atas ilmu yang benar. Allah subḥānahū wa ta‘ālā berfirman :

فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ

Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah


[QS. Muḥammad ayat 19]

Perhatikanlah lafal “فَٱعۡلَمۡ” pada ayat tersebut yang berasal dari kata “عِلْمٌ” yang berarti “ilmu” atau “pengetahuan”. Ini menunjukkan bahwa mengimani “لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ” harus dilandasi dengan ilmu!

Demikian pula syariat, seseorang bisa dikatakan amalannya sesuai dengan syariat jika ia mengetahui ilmunya. Jika dia tidak mengetahui bagaimana syariat Islam yang benar maka bagaimana bisa dia beramal sesuai dengan syariat Islam?

Jawabannya: Tentu saja tidak mungkin.

5. Tafsir Al-Fatihah Ayat 6 dan 7

Jama’ah kaum muslimin rahimakumullah...

Berbicara tentang bimbingan ilmu, tentu tidak lepas dari firman Allah yang sering kita baca dalam salat kita, yaitu :

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦

Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,


[QS. Al-Fātiḥah ayat 6]

Maka pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan jalan yang lurus? Apa yang dimaksud dengan aṣ-ṣirāṭal-mustaqīm?

Jika kita melihat catatan kaki pada terjemahan Al-Quran yang diterbitkan oleh kementerian agama RI maka kita akan mendapati bahwa: “Jalan yang lurus adalah jalan hidup yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan hadis.”

Penafsiran ini menunjukkan bahwa jalan yang lurus adalah jalan yang sesuai dengan bimbingan ilmu dari Al-Quran dan Al-Hadis.

Para ahli tafsir, seperti Syaikh Abdurrahman As-Sa’di juga mengatakan bahwa aṣ-ṣirāṭal-mustaqīm adalah :

وهو معرفة الحق والعمل به

Mengetahui ilmu kebenaran, dan mengamalkan ilmu tersebut. [Tafsīr As-Sa’di : 39]

Kemudian, pada kelanjutan ayatnya, dijelaskan bahwa jalan yang lurus adalah :

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat,


[QS. Al-Fātiḥah ayat 7]

Siapakah orang yang diberi nikmat itu? Yaitu orang yang diberi nikmat petunjuk kebenaran, mengetahui ilmu tentang kebenaran dan mengamalkan ilmu tersebut. Mereka adalah para Nabi, para ṣiddīq, para syuhadā', dan orang-orang saleh.

غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ

bukan (jalan) mereka yang dimurkai


[QS. Al-Fātiḥah ayat 7]

Yaitu orang yang mengetahui ilmu kebenaran tetapi tidak mau mengamalkannya.

وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧

dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.


[QS. Al-Fātiḥah ayat 7]

Yaitu orang-orang yang tidak tahu ilmu kebenaran! Mereka beramal, tapi amalan mereka jauh dari bimbingan ilmu. Sehingga amalan mereka ditolak mentah-mentah oleh Allah.

Mereka mengira telah melakukan kebaikan, padahal mereka melakukan kesesatan. Apa penyebabnya? Jelas sekali! Karena mereka tidak tahu ilmunya, mereka tidak tahu kebenarannya! Sehingga mereka tersesat dari jalan-Nya yang lurus.

6. Penyebab Amal Tanpa Ilmu Adalah Kebodohan

Jama’ah kaum muslimin rahimakumullah...

Sebagaimana yang telah kita bahas tentang surat Al-Fatihah, bahwa di antara salah satu penyebab seseorang tersesat dan beramal tanpa bimbingan ilmu adalah karena tidak mengetahui kebenaran, alias bodoh dalam ilmu agama.

Betapa banyak kaum muslimin yang mengira bahwa bodoh dalam ilmu agama itu adalah hal biasa! Tentu tidak demikian! Justru bodoh dalam ilmu agama adalah tanda keburukan!

Perhatikanlah bahwa Allah banyak sekali mencela orang-orang yang bodoh ilmu agamanya. Disebutkan di dalam Al-Quran :

قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٧

“Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”


[QS. Al-A’rāf ayat 187]

Bahkan, dalam ayat yang lain bahwa orang yang tersesat karena bodoh ilmu agamanya disamakan dengan hewan ternak bahkan lebih sesat dari pada mereka. Disebutkan dalam Al-Quran :

وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ

Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka)


[QS. Al-A’raf ayat 179]

Pertanyaannya, mengapa mereka bisa tersesat? Disebutkan pada lanjutan ayatnya :

لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ١٧٩

Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.


[QS. Al-A’rāf ayat 179]

Disebutkan juga dalam ayat yang lain :

۞ إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلۡبُكۡمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ ٢٢

Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk yang bergerak di atas bumi dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mau mendengar kebenaran dan tidak mau mengatakan kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak mengerti (kebenaran).


[QS. Al-Anfāl ayat 22]

7. Marilah Pelajari Ilmu Ayat-ayat Allah!

Oleh karena itu, jama’ah kaum muslimin rahimakumullah...

Wajib bagi kita seorang muslim itu mempelajari ilmu syariat!

Wajib bagi kita seorang muslim itu mengaji ilmu agama!

Wajib bagi kita seorang muslim itu mempelajari ayat-ayat Allah!

Apa tujuannya? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah agar kita bisa mengetahui ilmunya dan dapat mengamalkannya.

Jangan sampai kita menjadi orang yang tidak mengerti kebenaran alias tidak mengetahui ilmunya sehingga tersesat dan beramal tanpa bimbingan ilmu.

Ingatlah bahwa orang yang mengetahui ilmu tentang hak-hak Allah tidaklah sama dengan orang yang tidak mengetahui hak-hak Allah. Allah subḥānahū wa ta‘ālā berfirman :

قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩

“Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.


[QS. Az-Zumar ayat 9]

Demikianlah khutbah singkat ini saya sampaikan,..

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Naskah Khutbah Kedua

1. Mukadimah

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

3. Selawat dan Doa Penutup

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ، وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ، أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

رَبَّنَا ‌هَبۡ ‌لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَآ ءَاتِنَا ‌فِي ‌ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ